"Menggerayangi" Kalimantan yang Begitu Indah

 


Ketika alam Kalimantan jadi panggung perjalanan, dan secangkir jahe merah menjadi teman setia mengurai lelah para penjelajah muda.

Jelajah Indonesia kini bukan sekadar tren jalan-jalan biasa. Bagi generasi muda, menjelajahi negeri sendiri menjadi bentuk nyata rasa bangga dan cinta tanah air. Mereka tak hanya menjejak tanah, tapi juga merekam cerita, membagikannya dalam bentuk konten, dan menularkan semangat itu lewat layar-layar kecil di genggaman kita.

Semangat ini kian terasa beberapa tahun terakhir. Wisata dalam negeri mencatat lonjakan minat yang luar biasa, terutama di kalangan anak muda. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia memiliki 2.930 Objek Daya Tarik Wisata (ODTW), termasuk 742 objek wisata alam. Tak heran jika wisata nusantara terus meroket, bahkan tahun ini Kementerian Pariwisata mencatat kenaikan 12,61 persen jumlah wisatawan lokal dibanding tahun sebelumnya.

Kalimantan, Sebuah Keajaiban yang Tak Lagi Ingin Disembunyikan

Dari banyak wilayah yang menyedot perhatian, Kalimantan muncul sebagai bintang baru. Dengan pertumbuhan kunjungan hingga 200 persen, pulau terbesar ketiga di dunia ini menyuguhkan hutan lebat, sungai deras, dan pantai perawan yang sulit ditemukan di tempat lain. Kalimantan tak lagi ingin disebut hidden gem—ia siap ditemukan, dijelajahi, dan dicintai.

Inilah yang menggerakkan Daffa Urrofi, seorang content creator dan filmmaker muda, untuk memulai ekspedisi panjang menjelajahi jantung Borneo. Ia menempuh perjalanan darat sejauh 4.500 km bersama SUV merah kesayangannya yang ia panggil "Bejo".

“Kalimantan lebih besar dari Spanyol. Setiap jengkal tanahnya punya cerita. Saya ingin merekam semua keindahan itu agar tak selamanya tersembunyi,” kata Urrofi.

Perjalanan dimulai dari Balikpapan, melintasi Samarinda, Palangkaraya, Pontianak, hingga ke puncak Kinabalu. Tak hanya kota-kota besar, ia juga mengincar destinasi seperti Taman Nasional Tanjung Puting—rumah orangutan—hingga Bukit Kelam, batu monolit raksasa yang jadi rumah bagi kantong semar, tanaman karnivora langka.

Melewati Malam Sunyi dan Jalanan Lumpur

Perjalanan semacam ini tak selalu mudah. Jalan yang licin karena hujan, jembatan kayu sempit, hingga malam-malam panjang di tepi sungai menjadi bagian dari cerita. Di tengah segala keterbatasan, Urrofi menemukan kehangatan dalam hal-hal kecil—seperti secangkir Bejo Jahe Merah setiap pagi.

Aroma hangat jahe, adas, mint, cabe jawa, dan kurma menyusup ke tubuh, mengusir dingin dan kantuk pedalaman. Tak hanya memberi rasa nyaman, Bejo Jahe Merah juga membantu tubuhnya tetap bugar berkat kandungan anti-inflamasi dan antioksidan alami.

“Bejo itu bukan cuma mobil, tapi juga minuman. Keduanya bikin saya kuat melanjutkan perjalanan,” ujar Urrofi sambil tertawa.

Teman Setia Penjelajahan Nusantara

Rindu Melati Siregar, Group Brand Manager Natural Wellness Category PT Bintang Toedjoe, meyakini pentingnya perlindungan alami bagi para penjelajah muda.

“Kita punya herbal asli Indonesia: jahe merah. Ia mampu meredakan mual, pusing, masuk angin, dan menjaga daya tahan tubuh. Semua manfaat itu kami hadirkan dalam Bejo Jahe Merah—teman perjalanan yang bisa diandalkan,” jelas Rindu.


 

Untuk menguatkan semangat cinta tanah air, Bejo Jahe Merah juga meluncurkan kampanye #PamerIndonesia dan #AkuMerahPutih dalam gerakan Anti Angin-Angin Club. Gerakan ini mendorong anak muda memamerkan kebanggaan mereka terhadap Indonesia lewat konten positif di media sosial. Sejumlah content creator seperti Jeremy Owen, Juwita Situmorang, Bang Ijal, dan We The Sibs ikut serta mendukung.

“Kami ingin generasi muda menjelajah negeri ini dengan nyaman, percaya diri, dan tetap sehat. Karena saat mereka bilang ‘#AkuMerahPutih’, itu bukan sekadar slogan—itu bukti cinta,” tambah Rindu.

Setiap Langkah untuk Membuka Mata Dunia

Bagi Urrofi, ekspedisi Kalimantan bukan hanya proyek konten. Ia menyebutnya sebagai misi memperkenalkan wajah Indonesia yang selama ini tersembunyi. Langit malam di pedalaman, suara hutan, dan kelembapan udara tropis menjadi teman akrabnya sepanjang perjalanan.

“Semoga perjalanan ini membuka mata banyak orang tentang kekayaan Kalimantan. Dengan Bejo Jahe Merah di tangan dan kamera di sisi, saya ingin buktikan bahwa hidden gems itu layak kita perjuangkan untuk dikenalkan pada dunia,” pungkasnya.

Karena Jelajah Indonesia Adalah Cinta yang Tak Pernah Selesai

Setiap kilometer yang Urrofi tempuh bukan hanya tentang jarak. Itu adalah bentuk penghormatan kepada negeri yang begitu kaya. Lewat semangat muda, keindahan alam, dan warisan herbal Indonesia, kisah Jelajah Indonesia ini akan terus hidup, diceritakan, dan menginspirasi.

Lebih baru Lebih lama