Perketat Protokol Kesehatan! Varian Baru Covid-19 Lambda Sudah Menyebar ke 29 Negara

 Perketat Protokol Kesehatan! Varian Baru Covid-19 Lambda Sudah Menyebar ke 29 Negara

BEGINI.ID - Belum selesai dengan virus Covid-19 varian Delta, baru-baru ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan adanya varian baru Covid-19 yang diberi nama ‘Lambda'. Varian baru Covid-19 tersebut dilabeli sebagai ‘Varian of Interest’ (VOI) atau ‘varian yang menjadi perhatian’ oleh WHO pada 14 Juni 2021, Ladies.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan adanya varian baru Covid-19 yang diberi nama ‘Lambda'. Varian baru Covid-19 tersebut dilabeli sebagai ‘Varian of Interest’ (VOI)
WHO menetapkan Lambda sebagai varian baru/ Foto: Pexels.com

Berdasarkan buletin mingguan WHO, varian Lambda terdeteksi pertama kali di Peru pada Agustus 2020 lalu dan sejak saat itu dilaporkan bahwa varian Lambda telah menyebar ke 29 negara di seluruh dunia, seperti sebagian wilayah Amerika Latin yakni Argentina dan Chili.

“Sejauh ini, kami tidak melihat indikasi bahwa varian Lambda lebih agresif. Ada kemungkinan bahwa itu menunjukkan tingkat infeksi (bahaya) yang lebih dengan Gamma atau Delta,” ujar ahli virologi WHO, Jairo Mendez-Rico yang dikutip dari Deutsche Welle (DW).

varian Lambda terdeteksi pertama kali di Peru pada Agustus 2020
Varian Lambda pertama kali terdeteksi di Peru/ Foto: Pixabay.com

Dari semua kasus virus Covid-19 yang ada di Peru hingga April 2021, sebanyak 81 persen di antaranya adalah terpapar virus varian Lambda, Ladies. Lalu Argentina melaporkan bahwa peningkatan prevalensi Lambda sejak minggu ketiga Februari 2021, antara 2 April, dan 19 Mei 2021 dan varian Lambda telah menyumbang sebanyak 37 persen dari kasus Covid-19.


Sedangkan kasus Covid-19 di Chili yang dilaporkan dalam kurun waktu 60 hari terakhir, terdapat 32 persen kasus merupakan virus varian Lambda. Varian baru Covid-19 tersebut menyebar dalam periode yang sama dengan varian Gamma (33 persen) dan varian Alpha (4 persen).

Seorang ahli virologi Pablo Tsukayama dan timnya dari Universitas Cayetano Heredia Lima, telah melacak evolusi dari varian Lamda di Peru selama berbulan-bulan setelah mengidentifikasi melalui pengujian genom. Ia mengatakan bahwa varian Lambda lebih mudah menyebar begitu cepat dari varian yang dianggap lebih berbahaya oleh WHO, bahkan varian ini dapat mengalahkan varian Gamma yang telah menyebar di Brazil.

“Lambda telah menjadi varian dominan di Peru dalam waktu yang sangat singkat,” ujar Tsukayama yang dikutip dari Deutsche Welle (DW).

Dikutip dari DNA India, dalam buletin mingguannya, WHO menyebutkan bahwa virus Covid-19 varian Lambda yang telah menyebar di sebagian Amerika Latin telah membawa sejumlah mutasi dengan dugaan adanya implikasi fenotipik, seperti adanya potensi peningkatan penularan atau kemungkinan virus Covid-19 varian Lambda lebih tahan terhadap antibodi yang dibentuk oleh vaksin.

Gejala yang ditimbulkan jika terpapar varian ini sama saja seperti pada umumnya yakni demam, sakit kepala, batuk terus menerus, serta kehilangan indera penciuman
Gejala Covid-19 yang ditimbulkan yakni demam/ Foto: Pexels.com

Gejala yang ditimbulkan jika terpapar varian ini sama saja seperti pada umumnya yakni demam, sakit kepala, batuk terus menerus, serta kehilangan indera penciuman. Tetapi WHO menambahkan bahwa hingga saat ini bukti yang ada masih terbatas pada dampak penuh dengan perubahan genom ini.

Sehingga untuk mempelajari lebih lanjut tentang varian Lambda diperlukan penelitian yang lebih lanjut dalam memahami dampak, tindakan pencegahan dan cara untuk mengendalikannya. Selain itu, penelitian juga diperlukan untuk memvalidasi tentang seberapa efektif vaksin Covid-19 terhadap varian Lambda.

Sebaiknya kita terus perketat protokol kesehatan dengan gerakan 5M
Perketat protokol kesehatan dengan 5M/ Foto: Pexels.com

Meski virus Covid-19 varian Lambda belum dilaporkan menyebar di Indonesia sampai tulisan ini ditayangkan, sebaiknya kita terus perketat protokol kesehatan dengan gerakan 5M yakni memakai masker dua lapis yaitu masker medis dan kain, rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjauhi kerumunan, menjaga jarak, dan membatasi mobilitas dan interaksi.

Lebih baru Lebih lama