Begini Cara BI Memperkenalkan Qris ke Masyarakat Pesisir

 


BI Gelar Berlayar Belakangpadang untuk Perkuat Digitalisasi Masyarakat Pesisir

Belakangpadang – Bank Indonesia mempercepat perluasan digitalisasi di Kepulauan Riau melalui program Berlayar Belakangpadang yang digelar pada 15–16 November 2025. Program ini menjadi langkah awal BI untuk mengenalkan pembayaran digital kepada masyarakat pesisir, khususnya di Pulau Belakangpadang.

Selama dua hari kegiatan, BI menghadirkan berbagai acara budaya dan hiburan seperti tanding pantun, tari kreasi, karaoke Melayu, festival layang-layang, sunset run, bazar kuliner, pesta kembang api, hingga penampilan artis Iyet Bustami. Acara ini menarik ribuan warga Pulau Penawar Rindu.

Pulau Strategis untuk Akselerasi Digitalisasi

Deputi Kepala Perwakilan BI Kepri, Ardhienus, menjelaskan bahwa Belakangpadang dipilih sebagai lokasi perdana karena posisinya yang strategis dan sejarahnya sebagai cikal bakal perkembangan Batam.

“Belakangpadang sebagai pintu depan terluar Indonesia dan langsung berhadapan dengan Singapura memiliki potensi ekonomi nasional yang luar biasa. Selain itu, pulau ini memiliki sejarah perkembangan Batam sebagai daerah industri dan perdagangan,” kata Ardhienus.

Ia menilai digitalisasi transaksi penting untuk mendukung aktivitas wisatawan cross-border yang selama ini banyak berkunjung ke wilayah tersebut.

BI Kenalkan QRIS ke Pelaku Usaha Pesisir

Melalui program Berlayar Belakangpadang, BI memperkenalkan penggunaan QRIS kepada pelaku UMKM, pedagang pasar, rumah makan, hingga jasa transportasi darat dan laut. BI berharap penggunaan pembayaran digital mampu meningkatkan aktivitas ekonomi lokal dan memudahkan masyarakat dalam bertransaksi.

Ardhienus menyebut, BI terus mendorong edukasi agar masyarakat pesisir dapat memanfaatkan layanan digital secara lebih optimal.

Pemprov Kepri Dukung Percepatan Transaksi Digital

Kepala Biro Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Kepri, Dr. H. Zulhendri, M.Si, yang mewakili Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri, menyambut baik inisiatif BI.

Ia menyampaikan bahwa transaksi nontunai di Kepri terus meningkat dan saat ini masyarakat tidak perlu lagi menggunakan aplikasi luar negeri karena Indonesia telah memiliki sistem pembayaran sendiri.

“Sekarang kita memiliki aplikasi asli Indonesia, yaitu QRIS. Jadi jangan ragu lagi, gunakan QRIS karena cepat, mudah, dan aman,” ujar Zulhendri.

Ribuan Warga Hadiri Acara

Acara ini juga dihadiri sejumlah tokoh masyarakat Belakangpadang, pejabat Polda Kepri, serta ribuan warga yang memadati lapangan bola tempat kegiatan berlangsung. Antusiasme masyarakat menunjukkan kesiapan wilayah pesisir untuk beradaptasi dengan digitalisasi sistem pembayaran.

Program Berlayar Belakangpadang menjadi agenda awal BI yang akan diperluas ke wilayah pulau-pulau lain di Kepri sebagai bagian dari penguatan ekonomi digital.***

Lebih baru Lebih lama