Penelitian Terbaru, Kulit Sensitif Memiliki Kandungan Microbiome yang Rendah, Begini Penjelasannya!

 Penelitian Terbaru, Kulit Sensitif Memiliki Kandungan Microbiome yang Rendah, Begini Penjelasannya!

BEGINI.ID - Kulit sensitif erat kaitannya dengan kondisi kulit yang tidak menyenangkan. Kondisi kulit sensitif umumnya ditandai dengan sensasi perih, terbakar, kencang, dan lebih mudah untuk mengalami iritasi dan inflamasi jika bertemu dengan hal-hal yang merangsang.


Banyak hal yang menyebabkan kulit menjadi sensitif, seperti paparan polusi, konsumsi obat-obatan, alergi, penyakit, dan gaya hidup, misalnya. Namun, dikutip dari lembar hipotesis penelitian berjudul Skin sensitivity and skin microbiota: Is there a link? di laman Wiley, penelitian terbaru menunjukkan bahwa keragaman bakteri dan kekayaan mikroba yang berbeda di dalam kulit dapat menyebabkan disfungsi perlindungan kulit.

Gagasan serupa juga diungkap oleh penelitian di China, yang didanai Program Sains dan Teknologi Guangzhou. Dikutip dari laman Cosmetics Design Asia, wanita dengan kulit sensitif memiliki lebih sedikit keragaman dan kekayaan mikrobioma dibandingkan dengan pemilik kulit normal.

Gunakan Air Mawar sebagai Kompres Kulit Wajah / foto : pexels.com/AnnaNekrashevichIlustrasi kulit sensitif. (foto: pexels.com/AnnaNekrashevich)/ Foto: aqillah diaz

Penelitian ini juga mengungkap bahwa orang-orang dengan kulit sensitif memiliki tingkat hidrasi yang lebih rendah, tingkat genus Neisseria yang lebih tinggi, dan tingkat Neisseriaceae yang rendah. Hal tersebut besar kemungkinan disebabkan oleh penghalang mikroba yang lebih lemah.

Mirip dengan mikrobioma usus, setiap individu juga membawa populasi mikroba yang unik di kulit. Melibatkan 60 subjek wanita di Guangzhou, peneliti di China berusaha menganalisis mikrobioma kulit dengan membandingkan kulit normal atau kulit sensitif.

Gunakan masker yang mampu menghilangkan minyak namun tidak membuat kulit kering.Ilustrasi kulit sensitif. (Foto:Freepik.com/Freepik)/ Foto: Novianty Aulia

"Membandingkan mikrobioma kulit normal dan kulit sensitif dapat membantu kami menemukan penyebab sensitivitas dan memajukan pemahaman kita tentang mekanisme yang mendasari patofisiologi kulit sensitif," tulis peneliti dalam Clinical, Cosmetic and Investigational Dermatology.

Subjek Penelitian

Penelitian ini melibatkan 59 subjek wanita dengan rentang usia 20-40 tahun, yang kemudian dikategorikan ke dalam kelompok kulit normal (n=30) dan kelompok kulit sensitif (n=29).

Penelitian ini menguji hidrasi kulit dan kehilangan air transdermal yang dinilai oleh penguji kulit. Selain itu ada juga pengambilan sampel pada kulit pipi dan rahang untuk mengetahui DNA flora bakteri pada permukaan kulit wajah diekstraksi dan dilakukan sekuensing 16S rRNA.

Hasil Kelembaban Pada Penelitian

kulit kering & sensitifIlustrasi kulit sensitif. (Foto: 100percentpure)/ Foto: Risma Oktaviani

Temuan mengungkapkan bahwa tingkat hidrasi kulit secara signifikan lebih rendah pada kelompok kulit sensitif dibandingkan dengan kelompok kulit normal. Kelompok pemilik kulit sensitif juga memiliki water loss transdermal yang tidak signifikan lebih tinggi daripada kulit normal.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa fungsi penghalang kulit yang terganggu dapat menyebabkan hilangnya kandungan air pada kulit. Namun, tidak ada perbedaan yang signifikan dalam kehilangan air transdermal di penelitian ini dengan penelitian sebelumnya.

"Kurangnya perbedaan yang signifikan mungkin karena sampel yang tidak mencukupi ukuran atau kurangnya kerusakan pada stratum korneum. Stratum korneum atau lapisan tanduk di epidermis penghalang bertindak dalam kontrol kehilangan air transdermal. Ini menunjukkan bahwa gatal-gatal pada kulit sensitif mungkin terkait dengan sensitivitas saraf dan kulit kering, daripada kerusakan pada stratum korneum," tulis peneliti dikutip dari sumber yang sama.

Mikrobioma kulit

Gejala penyakit kulit rosaceaIlustrasi kulit sensitif. (Foto: Sharon M/Pixabay)/ Foto: Raudiya Nurfadilah H

Kelompok kulit sensitif diamati memiliki kekayaan dan keragaman spesies yang lebih rendah daripada kelompok kulit normal. Mikrobiota pada kedua kelompok terdiri dari tiga golongan bakteri, yaitu Proteobacteria, Firmicutes, dan Actinobacteria tanpa perbedaan yang signifikan.

Diketahui kelompok kulit normal memiliki tingkat Intrasporangiaceae yang ada di golongan Actinobacteria yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kulit sensitif. "Kita dapat berhipotesis bahwa kehadiran Intrasporangiaceae mempercepat degradasi antibiotik pada permukaan kulit dan mempertahankan keragaman spesies permukaan NS."

"Subyek dengan kulit sensitif secara signifikan mengurangi hidrasi kulit, disertai dengan penurunan keanekaragaman dan kekayaan spesies, yang mungkin relevan dengan melemahnya penghalang mikroba," kata peneliti.

Lebih baru Lebih lama