Begini Sea Eagle Boat Race 2025 Menjaga Tradisi Pesisir dan Meningkatkan Profesionalisme Lomba

 


Sea Eagle Boat Race 2025 menunjukkan bagaimana sebuah lomba perahu tradisional dapat memadukan budaya, keamanan, dan profesionalisme. Dua hari menjelang perlombaan, Disbudpar Batam menggelar Doa Selamat di Perairan Elang-Elang Laut Belakang Padang sebagai langkah awal penyelenggaraan.

Makna Doa Selamat dalam Budaya Pesisir

Doa selamat dipimpin Kepala Disbudpar Batam, Ardiwinata, dan diikuti jajaran Disbudpar, Camat Belakang Padang, Kapolsek, Lurah Tanjung Sari, Dewan Juri, serta masyarakat pesisir. Tradisi ini mengajarkan bahwa setiap kegiatan besar di laut perlu dimulai dengan rasa syukur dan permohonan perlindungan.

Dalam sambutannya, Ardi menegaskan bahwa Sea Eagle Boat Race 2025 merupakan amanah pemerintah kota yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Ia juga menjelaskan bahwa kehadiran kembali lomba ini menjadi momentum evaluasi penyelenggaraan.

Edukasi Profesionalisme Melalui Standar PODSI

Tahun ini perlombaan bekerja sama dengan PODSI sehingga peserta, panitia, dan perangkat lomba belajar mengikuti standar nasional olahraga dayung. Regulasi, teknis pertandingan, hingga struktur perlombaan kini lebih terukur dan profesional.

Disbudpar Batam juga menyiapkan lima boat baru dalam kondisi prima. Setelah doa selamat, Ardi bersama jajaran pemerintah dan perwakilan tim melakukan uji coba untuk memastikan seluruh perlengkapan siap digunakan.

Pembelajaran tentang Kerja Sama dan Kesiapan Event

Sea Eagle Boat Race 2025 juga memberikan pemahaman tentang pentingnya kerja sama lintas daerah dan antarnegara. Hadirnya Johor Racing Team dari Malaysia serta tim Gajah Mada Indonesia dari Jawa Barat menunjukkan bahwa event ini semakin berkembang secara regional.

Dengan pendekatan edukatif dan profesional, Sea Eagle Boat Race 2025 tidak hanya menghadirkan kompetisi, tetapi juga menanamkan nilai tradisi, tata kelola event, dan keselamatan laut kepada masyarakat.***

Lebih baru Lebih lama